'Kubus itu punya enam sisi, dan kalo elu gak bisa nemu jawaban di salah satu sisi.. liat sisi yang lain' , kata celline sewot . Ya, kurasa dia ada benarnya.. Gue terlalu memandang segala sesuatunya cuma dari satu sisi. Satu sisi yang tepat ada di hadapan gue, dan sering kali bilang kali itu benar-benar unfair.
'terus, gue harus gimana?', jawab gue, dengan nada putus asa.
'bunuh diri mungkin.. atau elu bisa liat dari sisi yang lain buat bisa nyelesaiin masalah elu'.
'sialan lu....'
Ya.. percakapan singkat untuk kali pertama setelah gue pulang itu seakan sedikit membuka mata gue akan segalanya.
Segala sesuatu itu selalu punya banyak sisi untuk kita lihat, akan tetapi terkadang kita terlalu buta untuk selalu lihat kemungkinan-kemungkinan yang lainnya.
Hal ini mengingatkan gue pada suatu kejadian pas gue masih ada di ibukota... Kejadian saat gue untuk pertama kali nya pergi keluar rumah gak sama kakak gue. Buat penderita penyakit "blusuken" atau gampang kesasar kaya gue, pergi keluar rumah sama orang yang baru beberapa hari gue kenal di warung bubur pak ujang adalah suatu pengalaman yang sangat.....gak keren.
Waktu itu gue sama dia pergi ke salah satu taman yang ada disekitaran situ.. Taman Ayodya (kalo gak salah), adalah satu-satunya tempat hijau yang gue lihat selama gue ada di ibukota. Dan baru beberap meter melirik pandangan... Ya Allah,, banyak couple-couple yang gak tau diri sedang asyiik di pojokan....kaya sampah.
Hal ini sedikit mengelitik perasaan gue.. Gue ngebatin, 'emang mereka gak pernah baca undang-undang tentang kecemburuan sosial ya??'