Ruang Mimpi

Jika ditanya seberapa sering gue jatuh cinta? Pasti gue akan jawab cukup sering.

Ya.. entah kenapa, mungkin juga ini suatu kutukan atau bahkan bisa disebut dengan anugerah. Gue gampang banget suka sama orang. Kerennya gue gampang banget menjatuhkan hati pada seseorang, include with a stranger. Bahkan dengan seorang yang hanya gue kenal karena di follow twitter gue, terus ngetwit "follback ea kakakkk".

Kalo gampang jatuh cinta itu diibaratkan sebuah penyakit, maka gue yakin hidup gue sudah akan berakhir. Gue juga pernah tanya ke sahabat gue dessy tentang apa yang gue alami ini, apakah ini normal, atau gue yang ke GR an, atau memang benar ini penyakit.

Kemudian dia bilang ke gue,"itu normal kok. Itu karena elu punya hati yang cukup gedhe untuk bisa dibagi ke siapa aja"

Hati yang gedhe? Kedengaran nggak masuk akal bagi gue. 

 

Pasalnya secara anatomi, dengan tubuh gue yang ekstra langsing seperti ini apakah gue cukup punya hati yang gedhe untuk bisa gue bagi-bagikan ke orang lain? ]

 

Aneh! Nggak masuk di logika.

Tapi, mungkin begitulah semesta ini bekerja. Ada orang yang susah banget jatuh cinta, saking susahnya sekali dia jatuh cinta langsung dapat tiga orang. Ada pula orang yang gampang banget suka sama orang, gampang banget jatuh cinta sama orang, saking gampangnya sama orang yang baru beberapa jam kenal aja udah ngerasa "dia adalah jodohku!!" kemudian saat mendapati kenyataan yang berbeda, si orang yang gampang jatuh cinta ini pun pasti berkata, "ah, jodoh itu gak akan pergi kemana-mana" atau "cinta itu nggak harus memiliki", atau yang lebih ekstrim "aku lebih suka melihatmu bahagia di pelukan orang lain, daripada kamu tersiksa karena harus bertahan disamping ku"

Gue tahu banget tipe-tipe orang yang kaya gitu, yang mudah jatuh cinta, susah untu move on, pasti bilang kata-kata seperti itu. Sojk bijak lah, sok puitis lah. Gue hafal banget.. ya itu karena terakhir kali gue ditinggal sama pacar gue, gue jadi kaya itu sih.

Terus..

Dunia bagi gue bukan hanya soal hidup yang biasa-biasa aja seperti yang gue tulis di postingan sebelumnya. Bagi gue, setiap hidup gue itu adalah sebuah tantangan. Sahabat gue dessy, dia pernah bilang ke gue. YOU JUST LIVE ONCE... SO GET A LIFE!

Get a life! fall in love easily and get my heart broken. Itu cuma bagian dari secuil kecil sekali dari keseluruhan cerita tentang hidup. Tentang hidup gue.

So, you.. a stranger in love. I just hope someday there is a chance to tell you how I feel.

Pernah tidak kalian waktu di satu tempat, tersembunyi, dimana hanya suara kalian yang terdengar melakukan suatu perenungan untuk benar-benar berpikir akan jadi apa kalian kelak? 

Itu lah yang menjadi suatu persoalan gue beberapa bulan ini. Akan jadi apakah gue nanti? apakah akan menjadi seorang yang sesuai dengan bidang kuliah yang gue ambil? atau menjadi seseorang yang sesuai dengan cita-cita gue.. sesuai dengan apa yang gue impikan?

Sesaat, hidup gue jadi membosankan.. hanya berkutat pada tugas kuliah, kuliah, lalu tugas kuliah, terus kuliah, dan tugas kuliah lagi. Suatu rutinitas yang benar-benar tak bisa dibanggakan. 

Beberapa orang bilang, "lho lah kan itu untuk mempersiapkan masa depan!" "Nanti kalo gak ngerjain tugas, gak bisa dapat nilai A. Terus kalo gak dapat nilai A dapatnya C harus ngulang lagi tahun depan, terus kalo ngulang lagi nanti kasian orang tua yang harus keluar duwit lagi, ... terus aku bingung mau ngasih alasan lagi"

Ya! semua itu alasan yang benar, untuk beberapa orang, tapi itu semua tidak bisa berlaku buat gue. Benar kalo setiap orang sedang berusaha untuk mempersiapkan masa depannya agar lebih baik, tapi tidak dengan tiap hari berkutat dengan laporan dan tugas kuliah, tidak buat gue. 

Satu bulan ini gue mencoba untuk tidak jadi gue yang selama ini. Mencoba menjadi seseorang yang seperti kebanyakan orang di lingkungan gue. Mencoba menjadi seseorang yang hanya memperdulikan tugas kuliah, menjadi seseorang yang sedikit apatis dengan apa yang terjadi di luar diri gue selama itu tidak menggangu gue, menjadi seseorang yang sudah nyaman berada pada tempatnya dan sudah tidak mau berkembang menjadi lebih dan lebih baik lagi.

Dan gue ternyata gagal, kalo semua hal yang gue sebutin tadi adalah materi ujian sudah bisa dipastikan nilai gue pasti hancur. 

Iya.. takut dapat nilai yang jelek, takut dapat nilai yang hancur adalah suatu alasan klasik yang sering gue dengar disini. Kebanyakan atau tepatnya masih banyak orang di lingkungan gue hanya berorientasi bagaimana mendapat nilai A, bagaimana biar dapat nilai A, dan bagaimana biar dapat nilai A.