Bermimpilah !!!

1:38 PM

Ada yang masih ingat kapan terakhir kali ditanya apa cita-cita kalian??
Iya..mungkin sudah lama sekali dan mungkin juga saking lamanya gak ditanya soal itu kita jadi lupa apa yang kita cita-cita kan waktu kita masih kecil dulu. Padahal dulu cita-cita atau mimpi se-mustahil apa pun terasa begitu indah untuk dibayangkan, ya gak?
Ingat gak saat guru di sekolah kita dulu nanyain, "Sukri, cita-cita kamu apa nak?". Lalu kita dengan spontan menjawab, "Saya mau jadi bapak supermen bu". 
Cita-cita se-absurd apa pun, dulu, terdengar luar biasa.
Kalo gue gak salah inget, dulu waktu gue masih kecil gue suka banget nonton film yang bertemakan luar angkasa, saking demennya gue sama film kaya gitu gue bahkan berani bermimpi untuk bisa nanem padi di bulan. Ya.. nanem padi di bulan. Aneh.

Tapi, dulu itu begitu menyenangkan sampai akhirnya realita datang dan menghancurkan itu semua. Saat gue mulai sekolah, perlahan mimpi-mimpi itu sirna, di sekolah setiap harinya gue dan mungkin beberapa dari kita hanya di jejali dengan berbagai macam pelajaran yang belum tentu kita semua sukai. Selalu dituntut untuk dapat nilai bagus walau gak tau apa yang kita pelajari.

Dari yang semula jadi astronot yang terbang jauh ke bulan buat nanem padi, gue turunin derajat cita-cita gue jadi seorang dokter. Iya, bayangan gue jadi dokter itu enak, tinggal buka lapak di rumah, pasien datang, diraba-raba dikit, nulis resep, dan.. woolhaa uang datang dengan begitu mudahnya.
Dan sekali lagi kenyataan mengajari hal yang gak terlalu baik. Kenyataan saat mengetahui untuk bisa jadi dokter itu gak gampang dan mahal menghancurkan mimpi-mimpi besar gue dulu.
Sungguh.. akhirnya gue mulai sedikit demi sedikit mengubur semua impian gue, untuk jadi apa pun. Saat itu gue sempet berpikiran gak ada lagi mimpi-mimpi besar, mimpi besar itu hanya untuk anak-anak orang kaya. Busuk.

Bahkan dari guru-guru gue di SD dulu juga gak pernah ada yang berani mengejarkan murid-muridnya untuk berani bermimpi, semustahil apapun mimpin itu. Guru-guru gue dulu hanya berpedoman pada nilai dan materi harus disampaikan, yang berarti pula membunuh kesempatan anak-anak didik mereka untuk bisa bermimpi, untuk bisa bercita-cita.

Parahnya, hal ini gak cuma gue alami waktu jaman gue masih SD dulu. Belakangan juga masih terjadi hal-har seperti itu. Pada satu kesempatan kemaren gue pernah nanya tentang cita-cita kepada salah satu anak yang ada di sekitaran komplek. Saat gue nanyake dia, "Dek, cita-cita kamu apa?", "gak tau mas, gak pernah diajari cita-cita" jawabnya polos.
"Memang kamu di sekolah gak pernah di tanya soal cita-cita atau impian kamu?", lanjut gue. "Enggak mas, aku cuma di ajarin untuk bisa matematika sama bahasa inggris." Deg!

Gue heran, masih ada aja anak di jaman se-modern ini yang masih gak punya cita-cita atau impian. Tapi gue yakin, gak semua anak kaya begitu. Gue inget waktu jaman-jaman gue ngajar les privat di salah satu sekolah dasar dulu. Pada pertemuan pertama, kami (gue dan temen-temen) bertanya kepada masing-masing siswa tentang cita-cita mereka. Jawab mereka standar, dari yang ingin jadi guru, polisi, dan tentara. Gak ada impian yang terlalu luar biasa, terlalu dikotak-kotakan pada satu profesi. Nggak, gue gak bermaksud mendeskriditkan profesi apapun..tapi ya itu lah.

Sesaat kemudian, saat gue tanya pernah gak guru atau orang tua kalian menanyakan tentang impian kalian? "tidaaakk.." jawab mereka serempak. 
Ada kah sesuatu yang salah disini?? Buat kalian yang nantinya hendak jadi guru, berani kah kalian mengubah hal ini? beranikah kalian mengajak anak-anak didik kalian bermimpi semustahil apapun mimpi mereka?

Disaat jaman gue SMP, gue pernah punya satu guru yang menurut gue luar biasa. dari 40 menit dikelas 30 menitnya beliau gunakan untuk bercerita tentang keindahan Indonesia, terutama di daerah timur indonesia. Hal yang baru gue sadari adalah, saat itu guru gue mengajarkan murid-muridnya untuk tidak hanya terpaku pada pelajaran, beliau memcoba menjelaskan untu lebih melihat dunia yang ada di luar sana, yang lebih indah dan mengasyikkan untuk di pelajari. Dan itu baru gue sadari sekarang, saat gue udah tamat dari jenjang sekolah itu. 

Terus kemaren gue sempat ngobrol banyak dengan sahabat gue, kami sempat menyinggung masalah kelas inspirasi. Dan waktu gue googling apa itu kelas inspirasi, gue tercengang. Sedikit yang gue tahu dari twit temen gue, Fanbul, yang ada disini . Seperti namanya, kelas ini, mungkin, dibuat untuk menanamkam cita-cita kepada anak-anak dengan mendatangkan langsung para pelaku dari berbagai latar perkerjaan dari insinyur sampai ke musisi dan comic seperti ernest prakarsa, pun turut ambil andil dalam kelas inspirasi tersebut.  Keren!

Tapi, sedikit hal yang gue sayangkan. Dari berbagai macam profesi yang ikut andil dalam kelas inspirasi itu, belum ada guru yang ikut dalam hal ini. Entah apa sebabnya.

Sempet gue berpikir, apakah gue kelak kalo memang benar jadi guru, apakah cuma jadi guru yang hanya bisa mengajarkan materi, atau guru yang bisa memberikan inspirasi kepada anak-anak didik seperti mereka yang ikut kelas inspirasi?? 
Yang jelas, apapun yang gue jalani hari ini, itu adalah hal yang terbaik. 

Kali ini gue udah mulai menggali lagi impian-impian indah gue yang mungkin udah terkubur terlalu dalam. Sedikit demi sedikit gue akan berusaha memimpikannya lagi. Beberapa hal memnag gak mungkin lagi, tapi justru karena nggak mungkin itulah yang membuat gue gak akan menyerah.....

7 Responds