Do It With Passion or ...

12:46 PM

taken from : http://pinterest.com/pin/321092648402515034/


Yeah.. mungkin kutipan di atas ada benarnya juga, bahwa setiap hal yang kalian lakukan harus memiliki passionnya sendiri. 

Apa itu passion, menurut buku catatan warisan kakek gue, passion is a term applied to a very strong feeling about a person or thing. 
Itu arti kata passion menurut kakek gue, eniwei gue baru sadar kalo kakek gue ternyata jago juga bahasa inggrisnya, gak percuma doi dulu kursus privat selama 5 tahun 6 bulan 7 jam dan 3 menit  di ELTI.
Kakek gue emang paling Joss !! Eh.. ini ada yang tahu kenapa gue jadi bahas soal kakek gue?? Atau ada yang pernah kenal dengan kakek gue? 
sudahlah..

Eniwei.. kalo ngomongin soal passion, gue pernah suatu waktu punya passion yang sangat kuat terhadap seseorang. Dulu, begitu indah cerita gue sama doi, saking indahnya cerita gue sempet dibikin novel. Tapi karena bukunya gak laku akhirnya tuh penulis gantung diri pake gantungan baju di depan ruang ujian skripsi di kampusnya. 
Dulu, dia begitu cantik dimata gue, tiap kali dia berjalan rambutnya selalu berkibar-kibar kaya bendera merah putih tertipu angin. Matanya indah banget, pas gue menatapnya seakan-akan ada kereta api monorail yang keluar dari matanya pelangi yang sangat indah keluar tiba-tiba. Dan, saat itu gue yakin ini pasti jodoh gue!
Selain kecantikan luarnya dia juga memancarkan kecantikan dari dalemannya dalam dirinya.. Ada satu hal lain yang membuat gue memiliki passion yang sangat kuat untuk bisa mendapatkannya. Ya... dia salah satu anak orang paling kaya di sekitar tempat tinggalnya. 

Saking besarnya passion gue ke dia, gue bahkan rela jemput dia dari tempat dia les pas waktu ujan badai. Pas, sampai di tempat lesnya dengan pakaian basah kuyup, gue selalu disambut dngan senyum manisnya yang mampu menghangatkan hari gue waktu itu. Iya.. dengan senyum manis yang mengembang di wajahnya itu seakan melemparkan gue ke dimensi ruang waktu yang berbeda. Gue seakan berada jauh-jauh diluar sana, berada tempat dimana banyak sekali taman bunga yang sedang mekar dengan begitu indahnya. Berdua.. cuma berdua bersama dia. Indah.

Sampai akhirnya, tiba disaat passion gue sama dia udah sampai puncaknya, datanglah satu kesempatan dimana gue harus menyalurkan segala yang gue pendam beberapa lama. Saat semua passion itu coba gue utarakan ke dia..... Jeng jeng.. gue terbangun dari mimpi indah gue. Terbangun dari mimpi dan harus bersiap menghadapi sebuah reality yang mungkin gak enak di hati. 

Satu hal yang gue dapat tarik dari kisah mimpi gue itu. Bahwa, setiap hal yang akan atua sedang gue kerjakan harus memikili passion sendiri-sendiri. Iya.. passion bisa membuat orang menjadi lebih bersemangat untuk dapat mendapatkan sesuatu yang sedang dikejarnya. Sesuatu bisa orang, benda, atau pun gelar dan jabatan.

Layaknya iman seseorang yang bisa naik dan turun, seperti iman gue, passion juga hampir sama. Misalnya saat liat cewek temen sekelas gue yang 'cukup' cantik, tiba-tiba muncul passion yang sangat kuat dari diri gue untuk bisa 'jadian' sama dia, dan saat gue berusaha untuk mendekati nya, berusaha untuk selalu ber sms dengan dia dan selalu mendapat balasan yang singkat, passion gue mulai luntur ke dia. 

Termasuk saat gue diberi kepercayaan untuk kuliah di prodi ini. Sampai saat ini, sampai mpok nori tumbuh gigi lagi, gue belum ada passion sedikit pun di sini. Ditempat ini, I am always pretending untuk merasa nyaman, merasa betah berada di sini. Ya.. untuk apa lagi kalo gak untuk kedua orang tua gue yang udah membesarkan gue dari sebesar biji jagung sampai doyang makan jagung hasil ngambil di sawah orang.Yang udah ngerawat dan ngeruwat gue sehingga jadi laki-laki paling ganteng, kata ibu gue, sedunia ini. 

Bener-bener gak ada passion sama sekali di tempat ini, seperti yang pernah gue utarakan di cerita ini. Kalo ada ya di indomart, alfamart, atau bahkan supermarket terbesar se Indonesia ini yang jual passion booster, atau alat  semacam dream-to-reality converter gitu, gue akan langsung datang buat minta diskonan dari mbak-mbak yang jaga agar gue bisa beli satu. 

Tapi mesti ada satu sisi yang positif dibalik ini semua. Itu pikir gue, sambil menjalani sesuatu yang kurang gue sukai ini, gue juga berusaha mengumpulkan potongan kebahagiaan gue sendiri. Tanpa berusaha mengurangi kepercayaan yang telah di amanatkan kedua orang tua gue ke gue. Gue sih yakin bisa.. apa sih yang gak gue yakin. Orang nembak gita gutawa aja gue yakin kok.. yakin ditolak.


2 Responds