Untuk Ramadhan: Terimakasih

2:38 PM

Ramadhan..
Sudah hampir sepekan kau pulang. Kepulanganmu selalu identik dengan berjuta cerita yang dibawa oleh orang-orang dari perantauan. Kepulanganmu selalu disambut dengan hingar-bingar kembang api yang saling bersahut-sahutan.

Ramadhan..
Sepekan hampir berlalu..
Panci-panci yang tadinya penuh opor pun mulai dibersihkan. Begitu juga dengan wajan yang tadinya penuh dengan sambal goreng ati nya. Toples-toples kue mulai berganti rupa dengan rengginan. Anak-anak mulai antre menghitung berapa rupiah salam tempel yang mereka dapatkan.

Ramadhan..
Terimakasih atas suasana yang selalu coba kau hadirkan tiap kali kau datang. 
Terimakasih atas cerita indah yang coba kau selipkan diantara riuhnya kegiatan. 
Terimakasih atas hangatnya cerita saat malam-malam menjelang sahur yang selalu kau hadirkan. Detik demi detiknya. 

Ramadhan..
Kau pulang membawa segala kebiasaan yang kau berikan. Kebiasaan yang akan selalu aku rindukan.
Masjid-masjid mungkin tak akan seramai saat kamu masih di sini, Adzan Maghrib pun mungkin akan kembali terasa hambar.

Ramadhan..
Terimakasih atas sore-sore yang kau bagi bersama orang-orang yang bahkan tak akan pernah bisa terlupakan. 
Dari mereka aku belajar banyak. Bahwa terkadang ada hal-hal tertentu yang kita tak butuh penjelasan, kita hanya perlu menerimanya*.
Aku juga belajar bahwa terkadang kita perlu mundur selangkah agar mampu melompat lebih jauh lagi. Bahwa terkadang kita hanya perlu menunggu, melihat, dan percaya bahwa semua orang bisa belajar dan berubah.

Terimakasih juga atas teman-teman yang masih sama dan yang tak banyak berubah.


Ramadhan..
Terimakasih atas kesepian yang kau buang.
Terimakasih atas pahitnya rasa kecewa yang sempat kau berikan. Jujur, walaupun pahit, nyatanya rasa itu malah menyembuhkan.

Terimakasih atas segala keberanian yang sempat kau hembuskan.
Ramadhan..
Satu tanda tanya sudah mulai terbuka. Mulai terjawab. Tentang dia yang namanya selalu terselip dalam untain doa. Tentang dia yang selalu aku semogakan. Tentang dia yang sedang diperjuangkan. Ternyata adalah seorang yang malah memberikan luka hati terdalam.

Ramadhan..
Tapi aku berterimakasih atas luka hati yang telah kau beri.
Juga atas dia yang berjanji untuk membuat hati ini utuh kembali. Terutama untuk hal ini.

Ramadhan..
Terimakasih atas semuanya. Sampai jumpa lagi.


* word from Vania.

8 Responds