LPLK Jogja: Ketika Komedi Begitu Masuk Akal

11:03 AM

Bagaimana sih rasanya ketika semua definisi yang ada diri kita, semua hal yang selama ini kita yakini, yang selalu kita amini, tiba-tiba dirombak, diputar berbalik seratus delapan puluh derajat hanya dalam waktu kurang dari 2 jam?

Sungguh, selepas pulang dari menonton Stand Up Comedy Spesialnya Adriano Qalbi ini aku tak berhenti mikir anjrit ini orang, retorikanya tai banget!

Iya. Aku tahu bagaimana selayaknya sebuah teks komedi dibuat dengan banyak hiperbolis di sana-sini, dengan banyak bumbu-bumbu agar cerita terkesan sangat dekat dan nyata, namun rasanya hanya teks komedi Adri ini yang begitu masuk akal tanpa perlu dibuat berlebihan.

Adriano Qalbi
Lewat acara bernama Lo Pikir Lo Keren di Horizon Riss Hotel, 300 orang penonton dibuat terkekeh sembari berusaha mencerna dan merekontruksi segala hal yang selama ini diyakini sebagai apa yang benar. Seperti yang selama ini Adri bagikan lewat Podcast Awal Minggu

Di acara Lo Pikir Lo Keren ini, Adri berusaha menunjukkan bahwa sebenarnya satu orang tidak pernah lebih baik dari orang lain. Tidak ada orang yang lebih spesial dari orang lain. Sepintar apapun. Sekaya apapun. Tetap saja semua orang selalu punya titik jatuhnya sendiri jika ia seakan-akan menjadi orang yang lebih keren dari orang lain.

Lewat materi tentang Setya Novanto, Mario Teguh, Ahmad Dhani, dan bahkan sampai ke Kanjeng Dimas yang beberapa waktu lalu tekenal dengan penggandaan uang, Adri mencoba memberi sebuah analogi.

Tidak hanya tentang hal yang sedang ramai di masyarakat, Adri, selama lebih dari sejam, juga mencoba merekontruski pandangan kebanyakan orang tentang kemajuan teknologi. Fitur boomerang dan super zoom yang ada di platform Instagram misalnya. Adri menyinyiri kebanyakan orang yang hanya menggunakan kedua fitur itu dengan cara-cara biasa.

I can relate about this, maksudku, teknologi sudah begitu jauh bergerak. Ide-idenya pun selalu baru setiap saat, tapi pengaplikasiannya hanyalah sebuah hal yang stagnan. Sebuah hal yang monoton. Dan, lalu untuk apa teknologi yang sudah sedemikan maju itu? Ya! Adri menjawabnya dengan sebuah twist yang apik. Kalau kamu ada kesempatan menonton Lo Pikir Lo Keren, ada baiknya kamu mencermati hal ini.


Yusril Fahriza

Tentang hal relationship pun Adri tak absen mencoba memberi pandangannya. Setali tiga uang dengan Yusril Fahriza yang tampil sebagai opener nya, Adri juga mengkritisi tentang: segala permasalahan di dunia ini bisa diselesaikan kalau kamu menikah! TAI!

Padahal, yang mana kita semua tahu aslinya, yang juga diamini oleh Bapak Kolam Tai, no one knows how the marriage works, sebagaimana kita tahu bahwa tidak ada yang tahu jalan mana untuk menuju bahagia. 

Malam kemarin, selain Yusril, ada pula alumnus pondok pesantren lainnya yang tampil sebagai pembuka. Ialah Iqbal Kutul, yang dengan pembawaan kalem namun membawa punch line yang tajam. Hampir semua poin yang dibawakan Iqbal tepat sasaran. Pecah!


Iqbal Kutul

Membawa dua opener alumnus pondok pesantren, yang satu Muhammadiyah dan yang satu Nahdatul Ulama, Adri juga tak luput membawakan materi-materi sensitive lainnya. Dan, sayangnya seperti apa materinya, tak bisa dijelaskan di sini tentunya.

Namun ya, walaupun semua hal sudah terasa begitu spesial, nampaknya aku juga meredefinisikannya lagi. Penampilan Adri malam kemarin, menurutku, tercacati oleh suara yang kurang clean, ada beberapa materi yang disampaikan Adri tak begitu jelas terdengar. Beberapa punch line yang berbarengan dengan tawa dan riuh tepuk tangan penonton juga menjadi hal-hal minor lainnya. 

Fico Fachriza

Hal yang sedikit biasa di tengah penampilan spesial malam kemarin juga ditunjukkan opener Adri lainnya, Fico Fachriza. Walaupun tawa datang berderetan dengan penampilannya, buatku materi yang sempat juga dibawakan di Stand Up Gunung 2017 itu menjadi terasa biasa.





Tapi ya… Memang aku kira aku keren dengan nulis ini? Tai lah!!

0 Responds