Buku Kembar

1:54 PM




Buku itu diberikan Ibu. 
Ibu berkata jika buku itu kembar, 
Ibu memberikannya kepadaku sepulang dari pasar. 

Aku membukanya lembar demi lembarnya. 
Pada halaman kesatu 
aku temukan sebuah tanda seru. 
Dengan asu dan aku berdampingan. 

Pada halaman kedua
aku menemukan Ibu bercerita tentang cinta. 
Ibu berkata bahwa janjian 
belum tentu berujung jadian.
Bahwa kehilangan
biasanya akan dirayakan dalam tangisan. 
Tapi Cinta memang demikian.
"Tak ada cinta yang tak dihiasi tangisan, anakku. "

Pada halaman ke sebelas, 
halaman yg sama dengan hari lahir kembarannya. 
Aku melihat bayangan penyair itu muncul. 
Ia memberiku sebuah kamus kecil. 
Lalu ia berkata," bacalah! " 
Lalu bintang muncul
Lalu penyair bilang hati-hati, ia bukan lagi bintang yang tahan banting.

Lalu aku kembali menekuni
buku kembar itu. 
Aku baca hingga lembar ke duapuluhsatu. 
Di sana, huruf-huruf di sajak 
mulai berguguran
seperti cinta yang kehilangan perasaan. 

Huruf-huruf yang tanggal itu
lalu aku kumpulkan.
Aku taruh di sebuah wajan. 
Berharap besok pagi aku tak lagi bingung mencari sarapan. 

Lalu aku terheran, 
ketika di halaman buku kembar itu 
muncul bayangan dirimu. 
Tersenyum dengan mata sipitmu. 

Membawa gambar hati yang dibuat dari setangkup tanda koma. 

Aku melihatmu menyelimuti diriku
dengan sebuah kenangan.
Yang kau jaring
dari puing-puing kehilangan. 

(2016)

0 Responds