Dulu dan Sekarang : Sebuah Catatan Perjalanan Selama Tiga bulan

11:56 AM

Dulu tempat ini tak sesepi seperti saat ini. Dulu tempat ini begitu ramai dengan segala hiruk pikuk yang selalu menghiasi.

Tiga bulan berlalu, seakan tanpa kenal lelah, sang waktu berjalan dengan begitu angkuhnya. Meninggalkan jejaknya di ruangan ini. Di sebuah ruangan yang tak terlalu lebar ini, hanya berukuran tak lebih dari kamar kost atau kamar tidur kami. Ruangan yang selalu penuh sesak di isi oleh kami yang genap berjumlah sepuluh. Ruangan yang selalu bersih tersapu tiap pagi, tapi jadi kotor lagi ketika kaki-kaki kami mulai manapaki ruangan ini.

Ruangan yang berisi gambar aneh yang kadang kala menghilangkan nafsu makan pagi kami. ruangan yang berisi sebuah piano yang sering membuat iri hati salah satu dari kami. ruangan yang berisi sebuah tempat tidur mini yang tak pernah berganti sprei. Sebuah ruangan yang penuh akan cerita dan kenangan. Sebuah ruangan yang kini kembali sepi.

Dulu, di ruangan ini beribu cerita muncul kepermukaan. Seperti ikan yang tekena pancingan, cerita demi cerita terangkat begitu saja. Mulai dari skripsi yang tiap pagi selalu jadi teman setia kami. Kemudian beralih ke rencana pembelajaran yang selalu menemani sarapan pagi kami, sampai ke cerita-cerita yang bersifat pribadi.

Ada yang bercerita soal cinta nya yang sering pupus di tengah jalan, ada cerita cinta yang hanya beberapa dari kami saja yang bisa mengerti, ada cerita soal kami yang berusaha mendapatkan hati seorang lain.

Lebih dari itu.. diantara kami ada pula yang selalu menghadirkan tawa, selalu berusaha membuat sebuah lelucon untuk mencairkan suasana yang mulai mengeras. Roasting, mungkin begitu dalam istilah stand up comedy.

Dulu, beberapa diantara kami gemar menggunakan kelemahan orang lain sebagi bahan lelucon, kekonyolan orang lain, sampai kepolosan salah satu dari kami yang tak akan pernah habis memancing tawa kami. Tiada hari tanpa tawa haha-hihi kami menggema seantero ruangan ini.

Namun, bukan hanya lelucon yang kami bagi. Cerita dari lubuk hati juga pernah kami bagi. Pengalaman tentang masa lalu menganai sosok pujaan hati yang akhirnya pergi. Kami juga pernah berbagi tangis bersama saat satu diantara kami dipatahkan hatinya. Kami pernah berbagi duka bersama saat salah satu dari kami sedang mangalami masalah yang begitu berarti.

Kami juga pernah berbagi imajinasi tingkat tinggi. Membayangkan suatu hal aneh terjadi menjadi nyata di kehidupan ini. Kami juga pernah berbagi rasa heran kepada salah satu dari kami yang selalu monoton dalam bergaya di depan lensa kamera.

Kami juga pernah berbagi masalah kami bersama. Duduk diam berunding mencari solusi bersama. Kami juga pernah berbagi kekagetan yang sama, saat seorang yang cukup dituakan datang mengunjungi kami. Saat dia berkunjung membawa segenap masalah buat kami.

Kami juga pernah berbagi kue bersama, saat satu diantara kami merayakan hari jadinya.

Tak jarang pula kami berbagi kekesalan diantara kami. Kami sering berkeluh kesah saat satu diantara kami mengambil jatah minum pagi kami. Kami juga sering berkeluh kesah mengenai masalah yang kami hadapi di luar ruangan ini.

Di ruangan ini, ruangan yang menyisakan beribu kenangan ini, kami berbagi segala hal yang kami miliki.

Dulu, tiga bulan yang lalu, ruangan ini selalu penuh ramai. Dari saat mentari pagi belum terlalu galak menunjukkan keangkuhan sinarnya sampai saat dimana mentari berada di puncaknya. Mengawasai kami yang sering mengeluh kepanasan.

Dulu, tiga bulan yang lalu, selalu ada cerita baru yang kami bawa ke ruangan ini.

Tapi.. Sekarang ruangan ini akan segera kembali sepi. Kembali seperti keadaannya sebelum kami semua disini. Seakanmengajarkan kami bahwa untuk setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan.

Mungkin, bagi beberapa orang ruangan ini tak lebih dari sekedar ruangan biasa. Tapi bagi beberapa dari kami, atau mungkin bagi kami semua, ruangan ini adalah rumah kesekian bagi kami. Karena rumah bagi kami adalah suatu tempat dimana kami bisa berbagi apapun dengan orang-orang yang kami sayangi.

2 Responds