Bermimpilah (2)

2:46 PM

"Kalo, seandainya Lu di beri satu kesempatan untuk ketemu sama dia. Apa yang bakal Lu katakan ke dia, nyoo?" begitu tanya nya di sela-sela kesibukkannya yang padat, sore itu.

"Rasanya, aku cuma ingin mengucapkan terimakasih ke dia, suatu saat kalo aku masih di beri kesempatan untuk bertemu lagi dengan dia", jawab ku.

"Berterimakasih?"

"Iya.. mungkin hanya itu yang bisa aku lakukan. Berterimakasih karena sudah diberi kesempatan untuk bersama-sama menghabiskan banyak waktu berdua, berbagi cerita, dan ..."  aku menggantung kalimatku.

"Dan apa?"

"Dan memberi ku satu mimpi baru. Sebuah mimpi yang tak akan pernah aku berani impikan jika aku tak pernah punya kesempatan untuk bertemu dan sedikit mengenalnya."

"Mimpi apa yang telah dia beri buat mu,. nyoo?" Katanya yang dilanjutkan dengan menengguk segelas Iced Lemon Tea yang mulai mencair di depannya.

Aku menghela nafas panjang, sembari mengingat-ingat bagaimana dulu dia selalu bercerita tentang keinginannnya untuk Traveling, mengunjungi dan sekaligus menikmati keindahan alam di negeri ini. "Mimpi untuk berpergian  mengunjungi berbagai keindahan alam di negeri ini." Jawab ku.

"Begitukah? Sesederhana itukah mimpi yang dia berikan?"

"Iya.. Nyoo..Sangat sederhana. Tapi Nyoo... bukankah mimpi tak selalu harus rumit untuk diimpikan?"

Lalu dibalasnya ucapan ku itu dengan sebuah senyuman. Senyuman yang membuat mata sipitnya menjadi kelihatan seperti hanya sebuah garis sebatang. Senyuman yang mampu membuat semua orang yang memandang menjadi mabuk kepayang.

"Mimpi itu tak harus selalu rumit untuk diimpikan" begitu gumam ku selalu. Berusaha untuk selalu menyakinkan diri bahwa dengan segala keterbatasan yang ada di dalam diri tak berarti di hadapan mimpi ini. Tak pernah sekalipun, dalam lelap dan sadar ku, berani memimpikan untuk menikmati alam di negeri ini. Tak sekalipun sebelum aku bertemu dia.

Dengan segala apa yang tersisa di tubuh ini, rasanya sudah tidak ada harapan lagi untuk mewujudkan mimpi ini. Tubuh ini seperti sudah di set dari awal untuk selalu berada di dalam ruangan, di dalam sebuah kubikel berukuran 3 x 4 m, di hadapan layar komputer, menulis dan memandangi gambar banyak orang naik gunung sembari selalu berharap kapan hal itu akan terwujud.

Tapi, satu hal yang selalu aku yakini, bahwa ketika kita sungguh-sungguh memimpikan sesuatu dan kita berusaha untuknya, jalan untuk menjadikannya nyata akan selalu ada. Dan, mungkin itu lah awalanya aku selalu berusaha mengiyakan agenda dolan  yang direncanakan oleh salah seorang teman.

Gigih, begitu banyak orang sering memanggilnya. Kala itu mengajak kami, aku dan dua orang lainnya, untuk dolan mengunjungi beberapa tempat yang ada di sekitaran bukit menoreh.
"Kita akan mengunjungi beberapa tempat wisata disana. Mulai dari bukit, sampai ke air terjun yang belum banyak dipublikasikan" Katanya.

Ini lah jalan ku untuk memulai sebuah perjalanan menikmati alam di negeri ini. Perlahan mewujudkan mimpi ini.  Semua dimulai dari sebuah perjalanan yang kami sebut dengan Ekspedisi Menoreh.

Tak perlu harus memiliki banyak uang, tak perlu harus menunggu datangnya liburan panjang. Begitu kata - kata yang  selalu ia gaungkan untuk memberi semangat pada ekspedisi ini.

Tidak ada anggota resmi dari Ekpedisi Menoreh ini, bahkan, bisa dibilang selalu ada orang baru di setiap ekspedisi berlangsung. Mulai dari empat orang, berganti menjadi tiga, lalu lima , dan selalu berganti-ganti. tapi selalu ada hal baru yang selalu bisa dinikmati. Tidak ada persyaratan khusus untuk ikut dalam ekspedisi ini, cukup meluangkan waktu di akhir pekan.

Dan ini.. beberapa moment yang bisa di dapat dari Ekspedisi Menoreh ini..

Ini pelangi yang kami temui saat pertama kami melakoni Ekspedisi Menoreh ini

Ada banyak sekali hal yang sangat lucu bagi kami ketika melakoni ekspedisi menoreh ini.Salah satunya adalah ketika kami mengunjungi obyek wisata Kali Biru. Disana ada sebuah batu besar bertuliskan Chris Bennet di dekatnya.
Ekpedisi Menoreh Kali pertama. Foto ini diambil diatas batu besar bernama Chris Bennet, Kali Biru


Di ekspedisi menoreh selanjutnya, walaupun hanya tiga orang yang tersisa, tak pernah menyurutkan semangat kami untuk bisa menikmati alam di negeri ini.

Selalu berganti orang, begitulah ekspedisi kami ketika sampai di air terjun grojogan sewu

Lain hari lain pula tujuan ekspedisi menoreh yang kami jalani. Setelah absen dalam satu trip ekspedisi menoreh, akhirnya aku bisa ikut kembali dalam ekspedisi ini. Pelan tapi pasti kembali merangkai satu persatu impian yang kini semakin menjadi nyata. Bermimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpimu, gumam ku dalam setiap langkah.

Air terjun Kedung gulo saat airnya kering







Dan suatu saat.. Ketika aku bertemu lagi dengan dia yang telah memberi ku mimpi ini. Aku akan membagi kisah ini, seperti dia yang selalu fasih dalam melafalkan kata per kata menjadi satu rangkaian cerita.
Terimakasih telah memberi ku satu mimpi baru untuk diimpikan. Sebuah mimpi yang tidak terlalu rumit untuk diimpikan.


3 Responds