Bagaimana sih rasanya ketika semua definisi yang ada diri kita, semua hal yang selama ini kita yakini, yang selalu kita amini, tiba-tiba dirombak, diputar berbalik seratus delapan puluh derajat hanya dalam waktu kurang dari 2 jam? Sungguh, selepas pulang dari menonton Stand Up Comedy Spesialnya Adriano Qalbi ini aku tak berhenti mikir anjrit ini orang, retorikanya tai banget! Iya. Aku tahu bagaimana selayaknya...
Terlahir sebagai seorang laki-laki, Jawa, dan beragama Islam seharusnya membuatku bersyukur banyak. Paling tidak dengan tiga hal mayoritas dan hidup di Indonesia, sesusah apapun, aku tetap akan bisa hidup. Kenyataan ini diperparah dengan budaya patriarki yang sungguh mengakar. Kombinasi ini sudah bisa dipastikan membuatku merasa sebagai orang yang paling digdaya, orang yang lebih berwewenang dalam segala macam bentuk penentuan keputusan jika dibandingkan dengan...
Mereka berduabelas bukan merupakan murid Yesus Kristus sebagaimana yang diceritakan pada kitab-kitab suci. Mereka manusia biasa. Sama sepertiku dan kamu. Mereka juga pernah (semoga) jatuh cinta, penasaran, benci, juga kecewa. Mereka adalah Ahmad Hadid, Ari Januar, Aulia Fauziyah, Awan Firmanto, Gugum Gumelar, Gugun Abdul Mugni, Lendy Yolandevita, Neneng Alfiah, Siddika Thohiroh, Sindi Aditia Ningsih, Suburada, dan Yulda Sapti Lofa. Mereka biasa. Sama seperti...
#FilmPosesif 26 Oktober 2017 adalah tanggal yang menandai Film Posesif ini muncul di bioskop dan pada tanggal yang sama aku masih disibukkan dengan pertanyaan, “Mau nonton sama siapa?” Film yang dibintangi Adipati Dolken, yang memiliki ketampanan 11-12 dengan saya, dan Putri Marino menceritakan kisah cinta zaman SMA. Klasik. Namun, dengan premis yang cukup sederhana ini, #FilmPosesif ternyata malah mampu menyedot banyak animo penontonnya....